I
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN
SEKOLAH (PENDIDIKAN
Manajemen sekolah (School management) merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya
diukur oleh prestasi tamatan (out put),
oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah subtansi-subtansi
pendidikan disuatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah (School Based Management) harus berfungsi
optimal.
Agar dapat berjalan dengan baik dan benar-benar
terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien hal yang paling penting dalam implementasi School Based Management adalah manajemen
terhadapat komponen-komponen sekolah itu sendiri.
Komponen-komponen
Manajemen Sekolah dalam School
Based Management
Setiap satuan pendidikan perlu
memperhatikan komponen-komponen Manajemen Sekolah. Dalam penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah beberapa komponen sekolah yang perlu dikelola yaitu kurikulum
dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kemuridan, sarana dan prasarana
pendidikan, dan pengelolaan hubungan sekolah dan orang tua/wali murid (Mulyasa
,2002: 40).
Secara garis besar komponen
pendidikan bisa diambil dari pengertian Mulyasa, 2002; 40, namun dapat juga
diambil dari buku “Manajemen Pendidikan (sebuah pengantar bagi para calon
guru)” karangan Suharno yaitu antara lain terdiri dari delapan komponen:
1.
Manajemen Kurikulum
dan program Pengajaran
2.
Manajemen Tenaga Pendidikan
3.
Manajemen Kesiswaan
4.
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
5.
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
6.
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
7.
Manajemen Layanan Khusus
8.
Manajemen Waktu
1.
Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Kurikulum dan program pengajaran
merupakan pijakan dalam proses pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah
lembaga pendidikan, Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah
dilakukan Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Akan tetapi
sekolah juga bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat.[1]
Dalam manajemen berbasis sekolah di
Indonesia untuk muatan lokal mengharuskan setiap satuan pendidikan diharapkan
dapat mengembangkan dan memunculkan keunggulan program pendidikan tertentu
sesuai dengan latar belakang tuntutan lingkungansosial masyarakat. Dengan
otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai fungsi untuk menghubungkan
program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan
lingkungan sehingga setelah siswa menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan mereka siap pakai sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Manajemen Tenaga Kependidikan
Peningkatan produktivitas dan
prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia, Kepala
Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan
yang menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen tenaga
kependidikan (guru dan personil) mencakup[2]
beberapa hal yaitu:
(1)
perencanaan pegawai,
(2)
pengadaan pegawai,
(3)
pembinaan dan pengembangan pegawai,
(4)
promosi dan mutasi,
(5)
pemberhentian pegawai,
(6)
kompensasi, dan
(7)
penilaian pegawai.
Hal ini menunjukkan, bahwa
keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah sekolah apabila Kepala Sekolah
memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang melibatkan pada semua unsur
pengelola sekolah.
3. Manajemen Kesiswaan
Salah satu tugas
sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa. Manajemen kemuridan
adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik
(murid), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan
data peserta didik, melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara operasional
dapat membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses pendidikan di sekolah[3].
Meskipun Pencatatan
sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan manajemen kemuridan, buku
presensi murid, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi murid, dan
sebagainya. Manajemen kemuridan dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan
pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.
Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada
tiga yaitu:
(1) penerimaan murid baru,
(2) kegiatan pelaporan kemajuan belajar murid, dan
(3) bimbingan dan pembinaan disiplin murid.
Sedangkan tanggung
jawab Kepala sekolah dalam mengelola bidang kemuridan[4] adalah:
a) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan yang
berhubungan dengan hal studi.
b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan pembagian
program studi.
c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid
d) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti mengulang
pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa
e) Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah
f)
Program bimbingan dan penyuluhan bagi
seluruh murid.
g) Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama ketenangan belajar
murid di kelas.
h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid.
4. Manajemen
Keuangan dan Pembiayaan
Keuangan merupakan sumber daya yang
secara langsung dapat berpengaruh pada keefektifan dan efisiensi pengelolaan
pendidikan yang diseleggarakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Manajerial
kepala sekolah pada keuangan sangat dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut kemampuan
sekolah dalam merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi serta
memepertanggungjawabkan penggunaan anggaran … pengelolaan dana secara
transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2002:47).
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
memberi kewenangan pada sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana
sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu:
(1)
pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah,
(2)
orang tua/wali atau peserta didik, dan
(3)
masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Setiap satuan
pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan prasarana yang dapat
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, proses belajar dan mengajar.
Manajemen sarana dan prasarana bertujuan dapat menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik guru maupun murid untuk berada di sekolah. Demikian pula
tersedianya media pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan materi pelajaran
sangat diperlukan manjerian pengelolala pendidikan di satuan pendidikan.
6. Manajemen
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan antara sekolah dengan orang
tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana sangat
berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi murid di sekolah.
Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Gaffar
dalam Mulyasa menyatakan, bahwa hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid
bertujuan antara lain:
(1) memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan murid;
(2) memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan
(3) menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50).
Pada konsep Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), manajemen hubungan sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan
berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis membuat masyarakat memiliki
tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja sama yang
harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas
tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan kepada masyarakat
melalui laporan kepada orang tua wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke
rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah.
Melalui hubungan yang harmonis
diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu proses
pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien sehingga
menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas
akan terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di
tengah-tengah masyarakat (out come).
7. Manajemen Layanan
Khusus
Manajemen
layanan khusus itu meliputi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.
1) Perpustakaan
Perpustakaan yang dikelola dengan
baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami
pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya didalam kelas secara mandiri, dan juga
dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
2) Kesehatan
Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah) yang mana badan kesehatan ini akan membantu untuk membangun mewujudkan
sumberdaya manusia yg berpengetahuan dan sehat baik itu sehat jasmani dan
rohani para peserta didik.
3) Keamanan
Jelas harus adanya keamanan karena
ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman untuk para peserta didik dan para
substansi-substansi sekolah lainnya.
8. Manajemen Waktu
Jelas
dengan semboyan waktu adalah sesuatu yang berharga tanpa mengetahui berapa
harga waktu itu dijual. Oleh sebab itu disiplin waktu sangat
dibutuhkan di dalam sekolah. Baik itu penerapan pada substansi-substansi agar
para peserta didik dapat menerima contoh baik dalam pemanfaatan waktu.
II
KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan diatas
dapat disimpulkan beberapa kesimpulan:
Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan
pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung
jawab. Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam proses penyelenggaraan pendidikan
di sekolah, agar pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil
secara optimal. Maka pemimpin harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam
melaksanakan gaya kepemimpinan
Kemampuan pemimpin dalam memerankan gaya kepemimpinan
yang bertumpu kepada partisipasi aktif semua personil sekolah akan memunculkan
keberhasilan seorang pemimpin. Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah
pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang
berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang
dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga
pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya. Pemimpin harus memiliki pemahaman
tentang konsep sistem (berpikir secara sistematik) dalam memahami suatu sekolah
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan
agar tantangan masadepan telah menjadi program dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Konsentrasi pemimpin terhadap kinerja personil pada
akhirnya sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan prestasi sekolah pada
umumnya dapat tercapai adalah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat
tercapai dan pada khususnya menghasilkan tamatan yang berkualitas.
(Blog ini Bukan untuk di Copy Paste (kelesuan berfikir) tapi untuk penambahan ilmu pengetahuan)
[1]
…dan sosial budaya yang mendukung pembangunan lokal sehingga peserta didik
tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungan (Mulyasa, 2002:40).
[2]
Mulyasa, 2002:42
[3] Mulyasa,
2002:46
[4] Mulyasa,
2002:46